Di tengah keheningan malam, sebuah kabar duka menyelimuti keluarga di Bandung. Seorang balita berusia empat tahun berinisial RAF dinyatakan meninggal dunia di RSUD Ujungberung dengan kondisi tubuh penuh luka.
Insiden tragis ini terjadi pada hari Sabtu, 22 November, dan menjadi perhatian publik. Informasi awal menyebutkan bahwa kematian RAF disebabkan oleh terjatuh di kamar mandi, namun pihak keluarga menemukan kejanggalan pada keadaan tubuhnya.
Ayah sambung korban, Didin, mendapatkan kabar mengenai kematian anak tirinya dengan penuh kepedihan. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, terutama ketika melihat luka-luka yang menghiasi tubuh balita tersebut.
Kejanggalan yang Mengguncang Keluarga dan Masyarakat
Didin menyatakan bahwa informasi dari rumah sakit mengenai penyebab kematian anaknya tidak sejalan dengan apa yang ia lihat. “Katanya jatuh di kamar mandi. Dari pihak rumah sakit mengatakan ada kejanggalan,” ungkap Didin saat memberikan keterangan.
Menurutnya, terdapat beberapa luka yang tidak wajar di tubuh RAF. “Ada luka di jidatnya, lebam di beberapa bagian, dan tulang depan dada ditemukan patah,” jelas Didin dengan nada penuh kekhawatiran.
Kondisi ini memicu rasa ingin tahu yang tinggi di kalangan masyarakat. Banyak yang meragukan apa yang sebenarnya terjadi, terutama ketika mengingat betapa rentannya anak-anak terhadap berbagai kemungkinan bahaya.
Pola Hidup dan Lingkungan Keluarga RAF
RAF sehari-harinya tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya di Cipadung, Kecamatan Cibiru. Mereka tinggal di tempat kontrakan yang berdekatan dengan lokasi kerja Didin.
Kehidupan sehari-hari mereka tampak normal, namun muncul pertanyaan mengenai pola asuh dan lingkungan di sekitar keluarga tersebut. Apakah ada faktor lain yang memengaruhi kejadian tragis ini?
Ibu kandung RAF telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Didin menegaskan, “Kami hanya ingin memastikan apakah kematian ini benar-benar akibat jatuh atau ada penyebab lain yang perlu diungkap.”
Penanganan Kasus oleh Pihak Berwenang
Kepolisian daerah setempat segera bergerak cepat untuk menyelidiki kasus ini. Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, Kompol Anton, mengonfirmasi bahwa laporan kematian balita tersebut sedang diteliti lebih dalam.
Anton menambahkan bahwa keterangan ibu tiri korban juga telah diminta di Satreskrim untuk membantu penyelidikan. “Saat ini kami sedang melakukan pendalaman,” kata Anton dengan nada serius.
Investigasi ini diharapkan dapat menjawab berbagai pertanyaan dan memberi kejelasan mengenai kematian RAF, sehingga pihak keluarga memperoleh keadilan yang layak.
Keberadaan anak-anak dalam suatu lingkungan yang aman dan sehat merupakan tanggung jawab bersama. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan yang baik dalam mendidik dan menjaga anak-anak.
